VdBackground 02  .jpg

Filosofi Jarum dan Gunting

Print
Created on Wednesday, 30 September 2020 Last Updated on Wednesday, 30 September 2020 Written by Phi-D


Di masa pandemi Covid-19 ini, masalah kesehatan menjadi perhatian dan fokus utama. Begitu banyak berita yang berhubungan dengan tes untuk memeriksa kondisi tubuh, cara mencegah penularan virus, trik untuk meningkatkan imun tubuh untuk melawan virus yang mungkin memasuki tubuh, dan sebagainya.

Namun di antara berita-berita serius tersebut, terkadang terselip berita-berita menarik yang menggelitik sensasi humor manusia. Di antaranya adalah berita yang menginformasikan tentang masih adanya orang-orang dewasa yang begitu ketakutan saat disuntik. Beberapa informasi ini bahkan seringkali menjadi viral di sosial media dan dibagikan dalam bentuk video  lucu. Saat menonton video tersebut, saya pribadi pun tertawa terbahak-bahak. Ini bukan karena saya ingin meledek pria yang ketakutan saat ingin disuntik di video yang viral tersebut, tetapi karena saya akhirnya jadi tahu seperti apa saya sebenarnya saat saya disuntik.

Kejadiannya ini sudah cukup lama, yaitu tanggal 31 Maret 2016. Kala itu, ada pengaturan dari perusahaan tempat saya bekerja untuk memberikan vaksin Hepatitis B sebagai tindak lanjut Medical Check Up. Saat itu Bapak Dokter cukup sulit untuk mempersuasi saya agar tenang dan tidak perlu takut disuntik.

Saat saya akan disuntik,
Saya malah mulai menangis,
Lalu teriak kekencangan sampai
Satpam Poliklinik masuk ke ruangan
oom dokternya karena dipikir
ada apa di ruangan.

Adudududuududuh...
Saya jadi MALUUUUU...
Dan parahnya, vaksin Hepatitis dilakukan 3 (tiga) kali. Ini berarti saya harus menanggung malu sebanyak 3 (tiga) kali ke semua petugas kesehatan di sana karena meski saya sudah besar, tapi saya masih sangat ketakutan dengan jarum suntik.

Tapi setelah melihat video viral Bapak yang ketakutan disuntik, saya malah sedikit bangga.

Karena saya tidak sampai
dipegangi Satpam dan
hanya satu kali teriak.

Tidak seperti bapak ini yang teriak berulang-ulang dan panjang sekali teriakannya.

Ternyata...
Di dunia ini...
ada juga orang-orang
yang seaneh saya yaaah....
Begitu ketakutan hanya dengan jarum suntik yang kecil.

Dulu saya pernah baca teori dari Albert Bandura tentang Self-Efficacy untuk atasi fobia dan ketakutan berlebihan. Tapi karena saya pikir, proses disuntik hanya terjadi sekali-sekali. Maka saya pikir tidak perlu mempelajari teori ini secara mendalam.

Lalu mengapa saya bisa sedikit berani disuntik?

Itu karena saya membangun filosofi pribadi tentang hebatnya sebuah jarum. Dan filosofi jauh lebih cepat dan efektif untuk mencuci otak saya dan memotivasi saya daripada sekumpulan teori dan praktek. Sebuah filosofi dapat memrogram otak saya lebih baik dengan memberikan beragam alasan masuk akal dan menarik.

Filosofi Jarum dan Gunting

Jarum...
Gunting...
Sama-sama benda tajam...
Dan termasuk benda berbahaya...

Tapi biar bagaimana pun....
Saya lebih suka jarum
daripada gunting.

Memang...
Dibandingkan gunting,
jarum itu kecil dan ringkih,

Tetapi...
filosofi jarum
jauh lebih menarik.

Karena...
gunting itu
selalu tajam untuk
memotong dan
memisahkan.

Tetapi...
jarum itu
selalu tajam untuk
menusuk dan menyatukan
apa pun yang terpisah.

Itu sebabnya,
saya masih bisa toleransi kalau
ditusuk jarum suntik daripada
dipotong sama gunting....

Dan filosofi ini selalu saya ingat baik-baik setiap kali saya harus masuk ruangan untuk disuntik.

Tujuannya adalah agar saya menjadi...
sedikit lebih kuat...
sedikit lebih berani...
sedikit lebih semangat...

Dari filosofi ini pun, semua dapat belajar bahwa persatuan dan kesatuan itu dapat diikat dan dihasilkan serta dibentuk oleh siapa saja. Semua orang punya peran dan andil, walaupun mereka adalah orang-orang biasa yang terlihat kecil dan tidak berpengaruh, atau bahkan anak-anak kecil pun dapat menghasilkan dan membentuk perdamaian, persatuan, dan kesatuan.

Aza-aza FIGHTING.

Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.

Hits: 696