VdBackground 01.jpg

Apa yang Diajarkan Olahraga tentang Karakter Pemimpin yang Hebat

Print
Created on Friday, 11 December 2015 Last Updated on Tuesday, 25 July 2017 Written by Phi-D


Olahraga sangat bermanfaat untuk membantu menyehatkan tubuh. Akan tetapi, olahraga pun dapat mengajarkan cara-cara menjadi seorang pemimpin yang berharga dalam organisasi mana pun (Baca juga artikel: Mengapa Harus Merekrut Seorang Atlit dalam Bisnis Anda?). Berikut ini adalah beberapa poin yang dapat dijadikan dasar pembangunan karakter berharga yang harus dimiliki seorang pemimpin yang hebat, yang semuanya diajarkan dari dunia olahraga.

1. Menjadi Teladan
Seorang pelatih olahraga menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pelajaran penting. Jadi, apa yang dikatakan seorang pelatih ke timnya sangatlah penting, akan tetapi siapa sebenarnya dia, nilai-nilai yang ia pegang teguh, dan teladan yang ia tunjukkan setiap hari, jauh LEBIH PENTING dari apa yang ia katakan.

Seorang pelatih olahraga tidak pernah memaksa timnya bekerja keras jika ia sendiri tidak siap untuk berlatih dengan keras setiap hari, mempelajari berbagai teknik baru secara konsisten, dan mengamati lawan main dengan teliti. Ya, pelatih yang memberitahu anggota timnya tentang pentingnya bekerja keras, tetapi ia sendiri tidak menunjukkan nilai sebuah kerja keras, tidak akan didengarkan oleh timnya. Ini memperlihatkan bahwa teladan, tingkah laku, dan tindakan yang ditunjukkan seorang pemimpin dari tim atletik atau organisasi bisnis manapun akan selalu lebih unggul dibandingkan kata-kata yang diucapkannya.
 
2. Mendengarkan
Atletik adalah suatu tempat yang luar biasa untuk belajar caranya mendengarkan. Pelatih dan pemain harus mengembangkan keterampilan untuk mendengarkan karena terkadang informasi penting harus dapat diserap oleh para pemain dengan cepat pada jeda waktu singkat (time-out) di sela-sela pertandingan. Perhatikan 2 (dua) contoh kasus di bawah ini.

Kasus 1:
Suatu tim olahraga di sebuah universitas hanya memiliki waktu 2 detik untuk mendengarkan instruksi dalam suatu perlombaan. Jika seorang pemain tidak mendengarkan dengan penuh perhatian instruksi pelatihnya saat terjadi jeda singkat, maka pemain tersebut akan gagal melaksanakan tanggung jawabnya dalam susunan permainan dan dapat mengakibatkan tim tersebut kalah. Oleh karena itu, para pemain harus dapat mendengarkan instruksi yang diberikan dan mencetak nilai. Jika para pemain gagal mendengarkan instruksi pelatihnya, maka akan terjadi pertambahan waktu dalam pertandingan, dan ini MEMUNGKINKAN kekalahan. Maka penting untuk mendengarkan instruksi yang dikatakan oleh pelatihnya walau hanya dalam waktu yang sangat singkat dan mengeksekusinya.

Kasus 2:
Kira-kira 15 detik sebelum pertandingan usai, seorang pelatih meminta jeda waktu singkat (time-out) untuk memberikan sedikit instruksi berkenaan dengan strategi untuk memenangkan pertandingan pada para pemain tim. Akan tetapi, para pemain memiliki strategi berbeda untuk memenangkan permainan. Saat itu, pelatih bisa memutuskan untuk mendengarkan dan menyetujui saran dari para pemainnya. Saat pelatih itu rela mendengarkan timnya, ia meningkatkan kepercayaan diri para tim pemain sehingga mereka bermain dengan lebih bersemangat, mengeksekusi strategi tersebut, dan memperoleh kemenangan.

Dua kasus ini memperlihatkan bahwa setiap situasi pertandingan perlu menyertakan emosi dan keterampilan mendengarkan. Dengan cara yang sama, para pemimpin organisasi bisnis harus mengembangkan keterampilan mendengarkan saat timnya akan mengeksekusi strategi-strategi yang telah disepakati sebelumnya.

Keterampilan mendengarkan memang tidak mudah dikembangkan, akan tetapi saat seseorang aktif mendengarkan orang lain, ia akan mendapatkan respek yang dalam dari orang lain. Ya, pemimpin yang hebat adalah pendengar yang hebat.

3. Mengembangkan Kecerdasan Kegagalan (Failure Quotient)
Pelajaran paling berharga yang didapatkan dalam olahraga adalah mental yang kuat untuk menghadapi kegagalan, beberapa orang menyebutnya sebagai kecerdasan kegagalan (FQ, Failure Quotient). FQ jauh lebih penting daripada IQ karena dapat membuat seseorang yang mengalami kegagalan berani mencoba kembali.

Seberapa seringkah seorang atlet mengalami kegagalan dan berjuang kembali untuk mengulang pertandingan? Seorang pemukul baseball berkualitas mengalami 7 kali kegagalan dari 10 kali kesempatan memukul. Penembak tiga poin di bola basket mengalami 6 kali kegagalan dari 10 kali kesempatan menembak. Ya, seorang atlet harus dapat mengembangkan ingatan jangka pendek saat menghadapi kegagalan. Mereka memang tidak dapat menerima kegagalan tetapi mereka tidak membiarkan pikiran mereka terus memikirkan kegagalan mereka. Sebaliknya, mereka akan belajar dari kegagalan mereka dan berjuang kembali untuk memenangkan pertandingan.

Momen terberat dan terpenting dari seorang pelatih adalah saat melatih timnya setelah menerima kekalahan. Pelatih harus memberikan waktunya dengan maksimal untuk mempersiapkan timnya ke permainan selanjutnya. Ia harus banyak menonton film tentang berbagai pertandingan, mempersiapkan jadwal berlatih, mengembangkan perencanaan permainan, hanya untuk menerima kekalahan. Memang pelatih dapat menjadi putus asa dan kecewa, tetapi ia tahu dan yakin bahwa timnya PASTI dapat menunjukkan permainan yang lebih baik, maka ia harus melatih timnya setelah timnya siap menghadapi kegagalan dan menunjukkan semangat.

Disadur bebas dari:  What Athletics Can Teach About the Characteristics of Great Leaders (© www.entrepreneur.com)
Sumber Gambar: Karakter Pemimpin (@ www.peterlim-mba.com)

 

Hits: 2378