VdBackground 01.jpg

Bagaimana Para Wanita dapat Tetap Seimbang?

Print
Created on Sunday, 05 May 2019 Last Updated on Thursday, 29 July 2021 Written by Phi-D


Saat menghadapi dunia bisnis, terutama sewaktu membangun bisnis yang baru, banyak orang mengaku bahwa mereka sering kali kehabisan waktu untuk mengerjakan banyak hal sekaligus (baca artikel: Kebiasaan-kebiasaan dari Para Pemikir Strategis Sejati). Itu sebabnya, beberapa yang memulai bisnis baru akhirnya kehabisan tenaga dan menyerah sehingga mereka tidak lagi menekuni bisnis barunya. Akan tetapi jika melihat ke sekeliling, ada pelajaran berharga yang dapat dipetik bahkan dari orang-orang yang dekat dengan hidup kita. Siapa itu? Ya, mereka adalah para wanita.

Saat ditanya, banyak wanita yang menikah mengatakan bahwa mereka sering kali kehabisan waktu untuk mengerjakan banyak hal dalam sehari. Bahkan ada yang sampai putus asa mengatakan, “Apa yang salah dengan hidup saya? Kenapa saya selalu kelelahan setiap hari?” Akan tetapi, yang lainnya malah dengan tenang mengatakan bahwa rutin mereka membuat mereka belajar untuk bersikap seimbang sehingga setumpuk pekerjaan yang mereka miliki dapat dikerjakan dengan tuntas bahkan sebelum sore hari tiba. Apa perbedaan dari kedua kelompok wanita ini?

Susie Oman Schnall, seorang penulis dan sukarelawan wanita, yang awalnya sering kewalahan dengan kehidupan pribadinya memutuskan untuk menyelidiki kehidupan dari wanita-wanita di kelompok kedua yang selalu menggunakan strategi brilian untuk berhasil menyelesaikan SEMUA pekerjaannya dengan baik [Baca juga: Apa Wanita Tidak Boleh Pintar?]. Untuk itu, di tahun 2013, Schnall mulai mewawancarai 80 wanita yang selalu dapat bertindak seimbang terhadap kehidupan yang mereka jalani. Wanita-wanita pilihan Schnall dalam wawancara adalah para wanita yang memiliki latar belakang sosial-ekonomi yang tinggi, sehingga menginspirasi orang-orang lain. Wanita-wanita luar biasa ini telah memilih untuk hidup sebagai istri sekaligus membantu suaminya untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Oleh karena itu, patokan bukan menggambarkan para ibu rumah tangga secara umum. Berikut ini adalah kesimpulan yang Schnall dapatkan dari wanita-wanita hebat ini.

1. Keseimbangan butuh Pengorbanan

Saat seseorang harus bersikap seimbang dan menyelesaikan semua hal yang menjadi tanggung jawabnya, ia harus SIAP untuk mengorbankan sesuatu (baca juga artikel:  Harga yang Harus Dibayar untuk Segalanya). Dibutuhkan keputusan strategis dan jitu untuk memilih apa yang harus menjadi fokus utamanya sehingga dia bisa jadi harus rela mengorbankan waktu tidurnya, waktu santainya, atau bahkan peluang menarik yang bisa ia dapatkan.

Para wanita yang melakukan pekerjaan luar biasa dan ibu-ibu hebat ini sering kali hanya tidur 4 – 5 jam di malam hari agar dia tidak stres sepanjang hari karena kehabisan waktu dalam menyelesaikan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pengorbanan ini dilakukan agar mereka dapat memberikan cukup waktu untuk karir, keluarga, pernikahan, dan bahkan sedikit waktu relaksasi untuk diri mereka sendiri.

Pelajarannya sederhana: pilih prioritas Anda dan tidak perlu mengejar seluruh peluang profesional dalam kehidupan sehingga Anda memiliki cukup waktu untuk mengerjakan hanya hal-hal yang sangat bermanfaat untuk terus meningkatkan nilai diri Anda.

2. Batasi Penggunaan Sosial Media

Banyak orang menganggap bahwa sosial media membantu mereka mendapatkan hiburan, peluang, bahkan tetap terhubung dengan komunitasnya. Hal-hal inilah yang membuat mereka menjadikan alasan mengapa mereka sangat butuh sosial media. Meski bermanfaat, sosial media dapat menghabiskan banyak waktu sehingga memberikan kesibukan dan stress tambahan. Aktivitas untuk terus memperbarui status dan keinginan untuk terus menerima informasi terbaru setiap saat membuat otak mereka tidak dapat beristirahat. Hal ini turut menyebabkan para wanita kehilangan waktu untuk mengerjakan hal-hal bermanfaat lainnya.

Dalam wawancara yang Schnall lakukan, ia mendapatkan bahwa Mary Laura Philpott, seorang penulis, redaktur, dan penggambar ilustrasi, secara rutin memeriksa sosial medianya sehingga dia pun tidak sadar bahwa waktu sudah sore, atau bahkan musim telah berganti. Lain halnya dengan Susannah Lewis, seorang penulis, yang selalu dapat mengendalikan kegilaannya terhadap sosial media. Lewis membatasi penggunaan sosial medianya, bahkan selalu beberapa minggu dalam setahun, dia memutuskan untuk menghentikan aktivitas sosial medianya untuk fokus pada keluarga dan anak-anaknya. Lewis mengatakan bahwa setiap kali dia menghentikan aktivitas sosial medianya, dia merasa sangat segar. Dengan cara yang sama, Schnall pun membatasi penggunaan sosial media untuk kebutuhan pribadi, sebaliknya ia menggunakan sosial media hanya untuk kebutuhan profesional, yaitu sebagai alat pemasaran.

Pelajarannya sederhana: Sosial media dapat menjadi seperti “pisau bermata dua”, dapat menguntungkan, tetapi dapat juga menyakiti. Maka penting untuk menetapkan batas yang masuk akal terhadap penggunaan sosial media.

3. Memasak dapat Membuat Stress

Saat mewawancarai 80 wanita, Schnall mengajukan pertanyaan ini, “Hal apa dalam kehidupan rumah tangga yang Anda ingin untuk dikerjakan orang lain?” Kebanyakan wanita ini menjawab, “Memasak.”

Perencanaan, belanja, mempersiapkan bahan, membersihkan peralatan masak, menyajikan makanan, membersihkan peralatan makan membutuhkan komitmen waktu yang sangat besar bagi wanita-wanita yang sibuk (baca juga artikel: Karakter yang Dikembangkan oleh Wanita yang Suka Memasak). Maka jika tidak memiliki Asisten Rumah Tangga, pekerjaan memasak yang bahkan dilakukan oleh mereka yang suka memasak, dapat menjadi tambahan beban setiap hari.

Cara Lemieux, seorang manajer redaktur dari ShriverReport, berharap agar ada orang lain yang memasak makan malam keluarganya sehingga dia dapat bercengkrama dengan keluarganya tanpa dibebani mengurus makan malam dan membersihkan peralatan makan setelah selesai makan. Lemieux mengatakan bahwa semua pekerjaan rumah tangga membutuhkan managemen pengelolaan rumah yang baik.

Carola Donato, seorang psioterapis dan instruktur Yoga dari Swedia mengatakan bahwa sangatlah sulit untuk menetapkan waktu yang seimbang bagi anak-anaknya, suaminya, bahkan dirinya sendiri. Maka dia mengatakan bahwa jika ia ingin menyewa juru masak satu harian penuh sehingga ia dapat menggunakan lebih banyak waktu untuk keluarganya. (Baca juga alasan kenapa memasak sendiri makanan Anda di artikel: Perlukah Wanita Pintar Memasak?)

Pelajarannya sederhana: Karena waktu sangat berharga, dan memasak dapat menghabiskan waktu, maka sedapat mungkin buat komitmen keluarga untuk memakan masakan yang sederhana dan membantu managemen pengelolaan dapur dengan membersihkan dapur dan peralatan makan bersama-sama (baca juga artikel: Tips untuk Memasak).

4. Mengabaikan Diri Sendiri

Kebanyakan wanita yang diwawancarai oleh Schnall mengaku bahwa mereka harus dapat mengabaikan keinginan untuk memiliki waktu pribadi dengan melakukan relaksasi atau perawatan diri. Kenapa? Karena pengorbanan terhadap hal ini sangat mudah dilakukan mengingat tidak akan ada pihak lain yang mengeluh.

Jessica Mindich, seorang pengusaha wanita, mengatakan bahwa tidak ada yang menegurnya karena ia hanya punya sedikit waktu untuk tidur. Mindich hanya tidur 4 – 5 jam setiap malam. Tiffany Washington, seorang pembuat pastry, mengaku bahwa sangat sulit untuk mengabaikan keinginan diri sendiri karena dia sering merasa sangat bersalah saat dia merencanakan keinginan pribadi. Banyak wanita mengatakan bahwa mereka harus mengerjakan banyak hal sehingga harus siap mengabaikan waktu santai bahkan walau itu membuat tertekan dan membahayakan kesehatan.

Pelajarannya sederhana:  Pekerjaan dapat terus datang dan membuat stress, maka untuk mengatasinya, luangkan waktu untuk membaca selama 10 – 15 menit, ikut dalam kegiatan relawan, terjun dalam dunia rohani, atau apa pun yang vital untuk dapat membuat hidup lebih bermakna dan menyenangkan. Untuk itu, buatlah prioritas pekerjaan.

5. Hidup Seimbang Tidak Terjadi Otomatis

Para wanita yang merasa hidup seimbang tidak bereaksi sepanjang hari atau setiap hari. Sebaliknya, mereka akan duduk dan memikirkan cara mereka dapat menciptakan kehidupan yang ingin mereka jalani. Mereka akan berkomitmen untuk berpikir secara mendalam dan menyeluruh untuk dapat bertindak strategis terhadap kehidupan yang mereka ingin jalani.

Traci Bild, seorang pengusaha wanita, meluangkan waktu selama 2 jam setiap hari Minggu untuk merencanakan kegiatannya selama satu minggu ke depan. Bild akan membuat perencanaan untuk rapat, waktu berolahraga, bahkan kencan di malam hari. Bild mengatakan, “Saya akan memastikan semua yang saya inginkan dan butuhkan direncanakan dengan baik dan membuang hal-hal yang tidak dibutuhkan saat saya kehabisan waktu.” Hal ini membuatnya dapat bekerja hanya 3 hari seminggu sehingga dia selalu antuasias memulai setiap minggu dan tidak bereaksi berlebihan terhadap apa yang terjadi. Bild mengatakan bahwa dia dapat benar-benar mengendalikan apa saja yang terjadi karena semuanya memang sudah dia rencanakan dengan baik.

Oprah, seorang pengusaha wanita, penulis, dan pembawa acara menganjurkan untuk menetapkan cukup 3 (tiga) prioritas daalm hidup Anda dan buatlah keputusan-keputusan Anda berdasarkan prioritas yang telah Anda tetapkan itu. Sebagai contoh, Oprah mengatakan prioritas hidupnya: (1) Menjadi ibu, istri yang setia, merawat keluarga dan rumah tangganya (2) Menulis (3) Merawat diri sendiri dengan makan makanan sehat, olahraga, dan tidur. Lalu dia mengatakan, “Hal-hal ini sangatlah jelas, dimana saat saya membuat pilihan, saya menjadikan prioritas hidup sebagai “penyaring” sehingga tidak ada lagi orang yang akan membantah atau mempertanyakan tentang bagaimana seharusnya saya menghabiskan waktu saya.”

Pelajarannya sederhana: Tetapkan prioritas, buatlah perencanaan dan belajar mengatakan “TIDAK” pada hal-hal yang kurang penting sehingga dapat membuat pilihan pada apa yang lebih penting dan bermakna (baca artikel: Menyenangkan Orang Lain itu Tidak Menyenangkan).

Meski telah berpaut pada hal-hal di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa seseorang yang terlatih hati dan moralnya seringkali merasa bersalah karena telah membuat pilihan yang bermakna dan mengabaikan atau membuang pilihan-pilihan yang kurang baik. Terlebih lagi, sebagai makhluk sosial, seorang wanita seringkali menghadapi tuntutan untuk menjadi seorang ibu yang baik, yaitu memperhatikan anak-anaknya, memasak kue, memastikan rumah tetap rapi dan bersih, mendongeng untuk anak-anak setiap malam. Dan di saat yang sama, karir dan pekerjaan memiliki tuntutan lain untuk menyelesaikan semua pekerjaan secara profesional.

Seperti yang sering saya ungkapkan bahwa kita semua dapat belajar dari berbagai hal dan dari segala macam orang. Oleh karena itu, kali ini para pendiri perusahaan-perusahaan rintisan pun dapat belajar hidup seimbang dari para wanita super yang ada di sekitar mereka. Jika mengikuti hal-hal di atas, maka para pembisnis pun dapat mengelola semua pekerjaan dalam bisnisnya secara seimbang, tanpa kehabisan waktu.

Aza-aza FIGHTING.

Referensi artikel:  If you spent a year interviewing women about how they balanced, what would you learn? (© fortune.com)

Hits: 1621